Selasa, 15 Oktober 2013

Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. Dan ada dua cara menarik kesimpulan penalaran deduktif yaitu :
A. MENARIK SIMPULAN SECARA LANGSUNG 
Penarikan Simpulan langsung diperoleh dari satu premis untuk menghasilkan pernyataan-pernyataan baru. Contoh :
Semua S adalah P (Premis)
Sebagian P adalah S (Simpulan)
Semua manusia mempunyai rambut (premis)
Sebagian yang mempunyai rambut adalah manusia (simpulan)

B. MENARIK SIMPULAN SECARA LANGSUNG
Penarikan simpulan tidak langsung memerlukan 2 premis. Premis yang pertama bersifat umum, sedangkan yang kesua bersifat khusus. Jenis penalaran deduksi dengan penarikan tidak langsung, yaitu:
1. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)

2. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
3.  Salah Nalar
Salah nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan. Contoh salah nalar :
Emilia, seorang alumni STIE Serelo Lahat, dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu, Halimah seorang alumni STIE Serelo Lahat, tentu dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

4. Deduksi yang salah
Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan. Contoh :
Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.

Sumber :


Resensi

Judul Buku : SEJARAH PERANG-PERANG BESAR DI DUNIA
Penulis : Astri D.H. & Faisal A. Nadif
Editor : Qoni
Tata Letak : Rolla Lea
Desain Sampul : aulia(r)
Penerbit : Familia
Cetakan : Pertama, Febuari 2011
Tebal : 206 hlm



Latar Belakang Penulis
Astri D.H.
Wanita kelahiran Klaten ini Sejak kecil menyukai membaca buku dan menulis dengan tema-tema sejarah. Kecintaannya terhadap bidang sejarah berawal dari cerita berlatar belakang sejarah “Api di bukit Menoreh” karya SH Mintardja. Sejak itu, ia menyukai buku-buku sejarah. Buku ini merupakan buku perdananya dan saat ini ia bergabung dengan lembaga penulisan de Paragraf.

Faisal A. Nadif
Lelaki supel penyuka film Ipin dan Upin ini mulai aktif menjadi pegiat buku-buku anak semenjak setahun terakhir. Tema yang paling disukai adalah cerita-cerita mengenai anak, termasuk dongeng. Suka bergaul dengan banyak orang dan memiliki motto “Hidup ini Riang”. Kini lelaki asal Bantul ini bergabung di lembaga penulisan de Paragraf bersama penulis-penulis lain.

Tentang Buku
Buku ini menyajikan pelbagai perang yang terjadi di dunia yang ada sejak ribuan tahun lalu hingga masa sekarang. Kumpulan kisah perang ini merupakan peperangan yang paling terkenal di dunia dan telah tercatat dalam sejarah sebagai peperangan paling berpengaruh sepanjang masa. Ada sekitar dua puluh empat perang yang terkumpul dalam buku ini.

Secara garis besar kisah-kisah perang dalam buku ini sebenarnya terbagi menjadi dua bagian. Pertama, perang klasik atau konvensional, di mana teknik-teknik perang dan penggunaan senjata masih kuno. Kedua, perang modern yang telah menggunakan persenjataan modern di mana bom kimia juga senjata canggih lainnya digunakan para serdadu di medan perang secara luas.

Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan buku ini menyajikan dua puluh empat perang yang sudah tercatat dalam sejarah dan setiap perang sudah ditambahkan gambar agar pembaca lebih mudah memahami.
Kekurangan buku ini masih terdapat kata-kata yang sulit dimengerti.