Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif
adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses
penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara
deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus
atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut
dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. Dan
ada dua cara menarik kesimpulan penalaran deduktif yaitu :
A. MENARIK SIMPULAN SECARA LANGSUNG
Penarikan
Simpulan langsung diperoleh dari satu premis untuk menghasilkan
pernyataan-pernyataan baru. Contoh :
Semua S
adalah P (Premis)
Sebagian P adalah S (Simpulan)
Semua manusia mempunyai rambut
(premis)
Sebagian yang mempunyai rambut
adalah manusia (simpulan)
B. MENARIK SIMPULAN SECARA LANGSUNG
Penarikan
simpulan tidak langsung memerlukan 2 premis. Premis yang pertama bersifat umum,
sedangkan yang kesua bersifat khusus. Jenis penalaran deduksi dengan
penarikan tidak langsung, yaitu:
1. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
1. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
2. Entimen
Entimen adalah
penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya
dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. Contoh
:
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
3. Salah
Nalar
Salah
nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah,
keliru, atau cacat. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru
menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor
emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan. Contoh salah nalar :
Emilia,
seorang alumni STIE Serelo Lahat, dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Oleh sebab itu, Halimah seorang alumni STIE Serelo Lahat, tentu dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik.
4. Deduksi yang salah
Simpulan
dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau
tidak memenuhi persyaratan. Contoh :
Kalau
listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
Sumber :