PENGARUH
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP BIDANG AKUNTANSI MANAJEMEN
BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa kini, sebagian besar masyarakat semakin
merasakan informasi sebagai salah satu kebutuhan pokok disamping kebutuhan akan
sandang, pangan dan papan. Seiring dengan hal itu, informasi telah berubah
bentuk menjadi suatu komoditi yang dapat diperdagangkan. Keadaan ini terbukti
dengan semakin berkembangnya bisnis pelayanan informasi, seperti stasiun
televisi, surat kabar, radio dan internet yang telah memasuki sendi-sendi
kehidupan manusia. Perubahan lingkungan yang pesat, dinamis dan luas tersebut
didukung oleh kemajuan teknologi informasi disegala bidang. Hal ini
telah mendorong transformasi masyarakat tradisional menjadi masyarakat
informasi.
Perkembangan teknologi informasi telah membawa
dampak dalam kehidupan masyarakat. Sejak diketemukannya komputer
pada tahun 1955, peradaban dunia telah memasuki era informasi. Teknologi
informasi dengan komputer sebagai motor penggeraknya telah mengubah segalanya.
Pemrosesan informasi berbasis komputer mulai dikenal orang dan hingga saat ini
sudah banyak software yang dapat digunakan orang sebagai alat
pengolah data untuk menghasilkan informasi. Dibidang akuntansi, sistem
pemrosesan informasi akuntansi berbasis komputer banyak ditawarkan dengan
tujuan untuk memberikan kemudahan bagi para akuntan untuk menghasilkan
informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat
dipahami, dan teruji.
Dalam era bisnis global, pengaruh kemajuan teknologi
informasi tidak dapat dihindarkan lagi, seperti penggunaan telepon, faksimili,
komputer, dan satelit dalam berbagai aktivitas sarana berkomunikasi perusahaan.
Teknologi informasi memungkinkan manusia untuk memperoleh informasi dari tempat
yang berjauhan dalam waktu yang singkat dan dengan biaya yang murah.
Manajemen organisasi harus tanggap pada perubahan
lingkungan ini jika ingin organisasinya tetap dapat bertahan dan meningkat
kinerjanya. Manajemen organisasi juga harus sensitif terhadap pengaruh
perkembangan teknologi yang mencakup informasi, peralatan teknik dan proses
dalam mengubah input menjadi output. Selain itu, manajemen harus
dapat memahami dengan baik peran system informasi dalam organisasi (Eliot,
1992).
Perubahan lingkungan ini juga menuntut akuntansi
manajemen sebagai suatu sistem informasi untuk menyediakan informasi yang dapat
dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam
rangka pengambilan keputusan manajemen.
BAB II
2. 1 TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERKEMBANGANNYA
Teknologi informasi muncul sebagai akibat semakin
merebaknya globalisasi dalam kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan
bisnis, semakin singkatnya siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan, serta
meningkatnya tuntutan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang
ditawarkan. Untuk mengantisipasi semua ini, perusahaan mencari
terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi diharapkan dapat
menjadi fasilitator dan interpreter. Semula teknologi informasi digunakan hanya
terbatas pada pemrosesan data. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi
tersebut, hampir semuaaktivitas organisasi saat ini telah dimasuki oleh
aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi.
Teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai
perpaduan antara teknologi komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya
seperti perangkat keras,perangkat lunak, database, teknologi
jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya. Selanjutnya, teknologi
informasi dipakai dalam sistem informasi organisasi untuk menyediakan informasi
bagi para pemakai dalam rangka pengambilan keputusan.
Ada berbagai macam sistem informasi dengan
menggunakan teknologi informasi yang muncul, antara lain Electronic Data Processing
Systems, Data Processing Systems (DPS), Decision Support System
(DSS), Management Information System (MIS), Executive Information Systems
(EIS), Expert System (ES) dan Accounting Information System (AIS) (Bodnar,
1998). Saluran komunikasi yang dapat digunakan untuk berkomunikasi
adalah standard telephone lines, coaxial cable, fiber optics,
microwave systems, communications satellites, cellular radio and telephone. Sedangkan
konfigurasi jaringan yang dapat dipakai untuk berkomunikasi adalah Wide
Area Network (WAN), Local Area Network (LAN), dan C lient/Server
Configurations (Romney, 2000).
EDP adalah penggunaan teknologi komputer untuk
menyelenggarakan pemrosesan data yang berorientasi pada transaksi organisasi.
Sistem ini digunakan untuk mengolah data transaksi yang sifatnya rutin
(sehari-hari). Sistem ini tidak dapat membantu pekerjaan pihak manajemen yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan. Sistem ini hanya bermanfaat untuk
meningkatkan ketepatan waktu dan frekuensi penyajian laporan. Secara
fundamental, EDP merupakan aplikasi system informasi akuntansi dalam setiap
organisasi. Istilah data processing (DP) sebenarnya sama dengan
EDP.
MIS merupakan penggunaan teknologi komputer untuk
menyediakan informasi yang berorientasi pada manajemen level menengah. MIS
mengakui adanya kenyataan bahwa para manajer dalam suatu organisasi membutuhkan
informasi dalam rangka pengambilan keputusan dan bahwa sistem informasi
berbasis komputer dapat membantu penyediaan informasi bagi para manajer.
DSS adalah suatu sistem informasi yang datanya
diproses dalam bentuk pembuatan keputusan bagi pemakai akhir. Karena
berorientasi pada pemakai akhir, maka DSS membutuhkan penggunaan model-model
keputusan dan database khusus yang berbeda dengan sistem DP. DSS
diarahkan pada penyediaan data yang nyata, khusus, dan informasi yang tidak
rutin yang diminta oleh manajemen. DSS dapat digunakan untuk menganalisis
kondisi pasar sekarang atau pasar potensial. DSS juga dapat membantu mengubah
proses bisnis, dimana umumnya manajer membuat semua keputusan, namun dengan
adanya teknologi informasi seperti decision support tools, access
database, dan modelling software, pengambilan keputusan menjadi
bagian setiap orang.
ES merupakan sistem informasi yang berbasis pada
pengetahuan yang menggunakan pengetahuan tentang bidang aplikasi khusus untuk
menjalankan kegiatan sebagai konsultan ahli bagi pemakai akhir. Seperti DSS, ES
membutuhkan penggunaan model-model keputusan manajemen dan database khusus.
Tidak seperti DSS, ES juga membutuhkan pengembangan basis pengetahuan dan inference
engine. Jika DSS membantu manajemen dalam rangka pengambilan keputusan,
maka ES membuat keputusan tersebut.
EIS merupakan suatu sistem informasi yang berkaitan
dengan kebutuhan manajemen puncak mengenai informasi strategik dalam proses
pengambilan keputusan strategik. Sedangkan AIS merupakan sebuah
sistem yang menyediakan informasi bersifat keuangan dan non keuangan bagi para
pengambil keputusan. Penggunaan teknologi informasi pada aktivitas perusahaan
seperti pada value chain dapat menghasilkan beberapa keuntungan,
seperti penghematan biaya, percepatan waktu operasi, peningkatan produktivitas,
percepatan waktu pengiriman barang dan jasa kepada pelanggan, serta peningkatan
nilai barang dan jasa yang tinggi pada pelanggan.
Salah satu teknologi informasi yang tidak kalah
pentingnya adalah pemakaian Electronic Data Interchange (EDI). EDI
adalah komunikasi antar komputer dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan
mengurangi pekerjaan yang sifatnya klerikal. Hansen dan Hill (1989)
mendefinisikan EDI sebagai pergerakan dokumen bisnis dalam format terstruktur
antara berbagai patner bisnis dalam suatu organisasi. Dengan EDI, dokumen yang
diterima dapat memerintahkan komputer secara otomatis. EDI yang terintegrasi
memberikan peluang pada manajer untuk berkonsentrasi penuh pada pengambilan
keputusan strategik dan meningkatkan kemampuan dalam pengendalian beberapa
aktivitas.
Teknologi akan terus berkembang. Teknologi informasi
yang kuat akan menjadi competitive edge bagi perusahaan dan sekaligus
menjadi entry barrier (Fasio, 1994). Bagi organisasi yang ingin maju
dan berkembang, tidak ada alasan untuk tidak menggunakan teknologi sepanjang
hal itu dapat mempermudah perusahaan menyesuaikan diri dengan lingkungannya
(Hanscombe, 1989).
2.2 PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
INFORMASI TERHADAP BIDANG AKUNTANSI MANAJEMEN
Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem
informasi yang memproses input sehingga menghasilkan output untuk mencapai
tujuan khusus manajemen. Proses adalah inti dari sistem informasi akuntansi
manajemen. Proses dapat dijelaskan oleh aktivitas seperti
pengumpulan, (collecting), pengukuran (measuring), penyimpanan (
storing), analisis ( analysis), pelaporan ( reporting), dan
pengelolaan (managing) informasi. Output yang dihasilkan dapat berupa
laporan khusus, biaya produksi, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja,
bahkan komunikasi personal. Model operasional dari sistem informasi akuntansi
manajemen diilustrasikan pada Gambar 1.
Sistem informasi akuntansi manajemen mempunyai tiga
tujuan utama, yaitu (1) untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam
perhitungan biaya jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen, (2)
untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan yang berkesinambungan, serta (3) untuk
menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan (Hansen, 2000).
Ketiga tujuan ini mengungkapkan bahwa manajer dan pengguna lainnya membutuhkan
informasi akuntansi manajemen dan perlu mengetahui bagaimana cara
menggunakannya.
Informasi akuntansi manajemen dapat membantu
manajemen mengidentifikasikan suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan
mengevaluasi kinerja. Informasi akuntansi manajemen dibutuhkan dan digunakan
dalam semua lingkup manajemen, meliputi perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan. Lebih jauh lagi, kebutuhan akan informasi tidak terbatas
pada organisasi manufaktur, tetapi juga mencakup organisasi dagang dan jasa.
GAMBAR
Operational Model: Management Accounting Information
System
|
|
|
|
Sumber: Hansen (2000:4)
Lingkungan ekonomi yang dihadapi banyak perusahaan
dewasa ini telah menuntut adanya pengembangan terhadap praktek-praktek
akuntansi manajemen yang inovatif dan relevan. Tekanan persaingan global telah
mengubah lingkungan ekonomi. Perubahan ini menyebabkan terciptanya lingkungan
baru pada bidang akuntansi manajemen, setidak-tidaknya untuk sejumlah besar
organisasi. Karena lingkungan berubah, maka akuntansi manajemen tradisional
tidak digunakan lagi. Faktor-faktor kunci perubahan ini adalah (1) orientasi
kepada pelanggan, (2) perspektif lintas fungsional, (3) persaingan global), (4)
manajemen mutu total (TQM), (5) waktu sebagai unsur kompetitif, (6) kemajuan
dalam teknologi informasi, (7) kemajuan lingkungan manufaktur, (8) pertumbuhan
dan deregulasi dalam industry asa, dan (9) manajemen berdasarkan aktivitas
(ABM).
Ada dua kemajuan yang signifikan berhubungan dengan
teknologi informasi. Yang pertama erat kaitannya dengan manufaktur yang
terintegrasi dengan komputer (Computer-Integrated Manufacturing =
CIM). Dengan proses produksi terotomatisasi, komputer digunakan untuk memonitor
dan mengendalikan berbagai dapat dikumpulkan dan dilaporkan kepada manajer
dengan segera. Apa yang sedang terjadi di bagian produksi dapat diketahui
dengan segera pula. Sekarang sudah dimungkinkan untuk memantau produk secara
terus menerus ketika mereka bergerak menuju pabrik dan mencatat berbagai hal
pada saat yang sama, seperti Lingkungan ekonomi yang dihadapi banyak perusahaan
dewasa ini telah biaya unit yang diproduksi, bahan yang digunakan, sisa, dan
biaya produksi. Hasilnya adalah suatu sistem informasi yang secara terpadu
mengintegrasikan data proses produksi dengan pemasaran dan akuntansi.
Otomatisasi tersebut dapat meningkatkan kuantitas
dan kecepatan informasi. Karena manajer memanfaatkan nilai sistem informasi
yang lebih kompleks, maka mereka harus memiliki akses data dari sistem dan
mampu memilah serta menganalisisnya secara cepat dan efisien. Di lain pihak,
ini mengimplikasikan bahwa alat-alat untuk analisis harus andal.
Akhirnya, dalam mengadopsi dan mengimplementasikan
teknologi informasi harus juga disesuaikan dengan kultur atau budaya manusia
secara umum. Jangan sampai dalam mengadopsi dan mengimplementasikan
teknologi informasi tersebut hanya melihat dari sisi teknologinya saja tanpa
mempertimbangkan konteks social dan kultur di negara asal yang kondisinya jauh
berbeda. Dari gambaran diatas, terdapat suatu fenomena yang menarik, yaitu
sistem informasi dan teknologi yang canggih akan memberikan peluang untuk
membuat organisasi lebih hidup.
BAB III
BERBAGAI MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT
PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN CARA MENGATASINYA
Perkembangan teknologi informasi disatu sisi
menguntungkan akuntansi manajemen. Tetapi disisi lain dapat menimbulkan
beberapa masalah. Bahkan teknologi informasi merupakan salah satu penyebab
adanya tekanan bisnis pada organisasi. Permasalahan yang timbul akibat
perkembangan teknologi informasi adalah sebagai berikut:
a. Untuk menerapkan teknologi
informasi dalam perusahaan memerlukan biaya yang besar. b. Pengembangan
teknologi informasi tidak hanya membutuhkan pengetahuan dan kemampuan teknis di
bidang akuntansi saja, tetapi pengetahuan tentang teknologi informasi juga
harus dikembangkan. Hal ini berkaitan dengan masalah information
literacy yang perlu ditingkatkan agar pemanfaatan teknologi informasi dapat
dioptimalkan. Pengetahuan mengenai teknologi informasi bukan sekedar
pengetahuan secara teknis, akan tetapi lebih pada kekuatannya secara strategis.
c. Teknologi informasi yang diterapkan
tersebut harus acceptable, artinya dapat diterima oleh semua orang
yang akan menggunakannya. Jika perkembangan teknologi tidak acceptable,
maka dapat menimbulkan perilaku yang tidak diharapkan seperti resistance
to change (penolakan terhadap perubahan). Resistance to change muncul karena
tidak semua orang mudah menerima perubahan dan menganggap bahwa adanya
perubahan berarti hambatan, bahkan dapat merupakan ancaman. Resistance
to change juga dapat timbul karena kurangnya pengetahuan atau ketidakmampuan
dalam mengoperasikan teknologi informasi yang baru. Sebaliknya, bagi
orang-orang yang dinamis, perkembangan teknologi informasi merupakan dorongan
untuk semakin mengembangkan diri. Beberapa contoh anggapan bahwa perkembangan
teknologi informasi merupakan ancaman, yaitu seorang mandor yang merasa
kedudukannya terancam jika pihak manajemen memutuskan untuk menggunakan sistem
pengawasan terpusat dengan monitor kamera. Atau seorang manajer
menganggap perubahan sebagai ancaman bila wewenang dan kekuasaan yang
dimilikinya menjadi berkurang akibat penerapan teknologi informasi.
d. Perkembangan teknologi informasi
menuntut semakin banyaknya keahlian yang dimiliki oleh karyawan atau pekerja
dalam organisasi. Oleh karena itu pendidikan tambahan dan pelatihan
sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dari karyawan
atau pekerja.
e. Perkembangan teknologi informasi juga
memungkinkan hilangnya kesempatan kerja khususnya bagi karyawan tingkat bawah,
karena teknologi informasi tersebut dapat menjalankan tugas mereka. Teknologi
informasi hanya menciptakan kesempatan kerja baru bagi tenaga ahli atau
individu yang benar- benar memenuhi kualifikasi.
f. Dipihak lain ada yang beranggapan
bahwa perkembangan teknologi informasi dapat menimbulkan pemborosan, karena
diperlukan biaya yang besar untuk pengadaan peralatan-peralatan yang canggih
yang diperlukan serta pengadaan pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keahlian yang dimiliki.
g. Ada juga pihak yang tidak senang
dengan kehadiran komputer yang dianggap menjadikan mereka malas bekerja dan
membosankan. Keadaan ini disebut dengan functional
fixaction (tidak bersedia menerima sesuatu yang baru walaupun sesuatu yang baru
itu lebih bermanfaat).
h. Dengan semakin canggihnya teknologi
informasi maka memungkinkan munculnya kejahatan-kejahatan teknologi informasi.
Untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul akibat perkembangan teknologi
informasi, maka diusahakan beberapa tindakan. Masalah resistance to
change harus dihilangkan karena hal ini dapat mengakibatkan menurunnya
produktivitas, meningkatkan angka absensi, dan mengurangi motivasi atau
pemogokan kerja (Gordon, 1993). Untuk mencegah kondisi yang tidak diinginkan,
Gordon menyarankan agar anggota organisasi atau pekerja dilibatkan dalam
pelaksanaantugas tertentu dan menciptakan lingkungan yang mendukung kualitas
anggota organisasi. Selain itu perlu memberikan kesadaran pada
karyawan bahwa penggunaan teknologi informasi dapat memberikan manfaat dalam
jangka panjang dan menunjukkan kelemahan sistem lama. Selanjutnya Gordon
mengajukan beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengurangi resistance
to change terhadap perubahan implementasi teknologi informasi, antara
lain communication, educational program, evolusional change, employee
involment, new policies and procedures, staff change, temporary structure dan
steering committee. Untuk dapat memiliki keahlian dan kemampuan tentang
teknologi informasi, maka anggota organisasi perlu mendapatkan tambahan
pendidikan dan pelatihan serta pemberian ketrampilan-ketrampilan yang relevan.
Selain itu, sebelum pihak manajemen organisasi mengimplementasikan
teknologi informasi yang baru, mereka harus mempertimbangkan besarnya biaya
yang diperlukan dan manfaat yang akan diperoleh (cost – benefit
analysis). Teknologi informasi akan diterapkan apabila manfaat yang diperoleh
dengan menggunakan teknologi informasi lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan untuk mengimplementasikan teknologi informasi. Hal ini
disebut juga sebagai value of information technology. Oleh karena itu, akuntan
manajemen perlu mempertimbangkannya dengan baik sebelum mengambil
keputusan. Keamanan harus senantiasa ditingkatkan, untuk menghindari
penyalahgunaan teknologi informasi. Misalnya dengan menyimpan
komputer pada tempat yang aman, hanya boleh digunakan oleh orang-orang tertentu
yang berkepentingan, penggunaan password, dan pembuatan access control matrix.
BAB IV
KESIMPULAN
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu
organisasi, harus disadari bahwa lingkungan usaha akan selalu berubah, termasuk
teknologi informasi yang juga mengalami perkembangan. Dengan berkembangnya
teknologi informasi mengakibatkan perubahan-perubahan dalam bidang akuntansi
manajemen. Akuntansi manajemen akan menyesuaikan dengan perkembangan kegiatan
perusahaan.
Kehadiran teknologi informasi memberikan banyak
manfaat bagi perusahaan, seperti mampu meringankan aktivitas bisnis yang
kompleks serta menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat
waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam rangka perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen. Selain itu
efisiensi operasi perusahaan dan kinerja perusahaan juga dapat
ditingkatkan. Akibatnya perusahaan dapat tetap bertahan dalam
era informasi serta mampu menghadapi persaingan pasar global.
Selain menghasilkan manfaat, perkembangan teknologi
informasi juga dapat menimbulkan beberapa dampak negatif bagi perusahaan,
seperti tertutupnya kesempatan kerja, timbulnya resistance to
change serta timbulnya kejahatan- kejahatan teknologi
informasi yang dapat merugikan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Bodnar, George H. and William S. Hopwood, (1998).
Accounting Information System. 7th edition. Upper Saddle River-New
Jersey:Prentice-Hall International, Inc.
Elliot, Robbet K. (June 1992). ”The Third Wave Break
on the Shore of Accounting”. Accounting Horizon, vol. VI/2, page:61.
Fazio, Regina (March-April 1994). “The Right Way to
go Global:an Interview with Whirpool CEO, Davit Whitman”. Harvard Business
Review, page:135-145.
Gordon, Judit R. (1993). Organizational
Behavior. 4th edition. Needham Height- Mampu: Allyn and Bacon.
Hanscombe, Richard and Philiph Norman (1989). Strategic
Leadership: The Missing Link. International edition, Singapore: Mc Grawhill
Book Co
Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen (2000). Managemen
Accounting. 5th edition. Cincinnati-Ohio: South-Western College
Publishing.
Hansens, JV. And NC. Hill (December 1989). “Control
and Audit of Electronic Data Interchange”. MIS Quarterly. page:402-403.
Romney, Marshall B. and Paul John Steinbart
(2000). Accounting Information System. 8th edition. Upper Saddle
River-New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.
Simamora, Henry (1999). Akuntansi Manajemen.
Jakarta:Salemba Empat.